Sunday, October 10, 2010

Insecurity! Fly away!

Baru aja makan segelas es krim sama minum kopi, jam 8 malam. Untuk yang suka nanya 'Serius dietnya??' bisa gue nyatakan sehari ini cuma makan siang dua porsi kecil pizza, dan sisanya air putih dan kopi, jadi gak pa pa ya... :P

Gue gak biasa beli es krim, konten gulanya itu loh... tapi beberapa hari lalu bertamu ke rumah teman, bawa es krim, dan kulkas dia rusak, jadi gue disuruh bawa pulang sisanya, jadilah begitu situasinya... :P

Gue pikir, kadang diri ini sebegitu terbiasanya dengan 'diri sendiri'. Gue pernah nulis ini beberapa waktu lalu, pas ada kakak kelas/temen main ke sini, dan pas dia mau cabut pulang, dia bilang 'Fah, kamu tuh mandiri banget deh...'.

Dari latar sejarahnya ya memang terbiasa begitu... ibu gue selalu menekankan pentingnya gak bergantung sama orang lain kalau musti membereskan urusan-urusan. Sebisa mungkin kerjain dulu sendiri. Lalu, gue SMA di asrama, kuliah S1 beda kota sama ortu, S2 apalagi, malah beda negara. Dan kalau negaranya kayak Jerman begini yah... gak susah untuk hidup mandiri karena semua fasilitasnya ada (the cool ticket machine in the train station. gonna miss this part of Germany a lot! ;D).

(Lagi-lagi, ini masih intro tulisan...:P)

Gue biasa seperti ini, tapi pernah terjerembab ke gak asiknya ketergantungan. Apalagi kalau bukan karena cinta... hehehe... Mungkin karena gue ngerasa dimanjain dan diladenin, akhirnya gue jadi menuntut lebih, and as you can tell, the relationship itself failed. Many other lesson came out of that one, but as a whole, I am grateful for the experience. I won't delete it if I have the chance ;)

Masalahnya, salah satu hal penting dalam hubungan laki-laki dan perempuan adalah perasaan aman, secure. Lebih gampang kalau kita ngebahas antonimnya, insecurity yang biasa melanda ketika somehow kita merasa gak aman dengan hubungan kita. Bukan karena ancaman fisik, tapi lebih karena ketika si pasangan sibuk, kita ngerasa gak diperhatiin, atau khawatir setiap kali dia pergi entah dia ketemu cewek/cowok lain, dsb dsb.

Trust me, I've been there. Twice. It was such a disturbing feeling. Seeing the guy talking easily with other girls while being totally awkward to you (it's sweet in the beginning, but if it continues all the way like that, well yes, it's bothersome...). Your messages sent and not being replied which makes you send more and more, and disturb him more and more until it gets to his nerves and decided that you are too much in doing this.

Fact is, the healthy relationship will of course reciprocated, if you send a message that seems to be hoping for an answer, of course the other person should reply. Tapi gak bener juga untuk merongrong tiada henti ke pihak yang satunya lagi sementara dia memang sedang sibuk, atau apalah yang memang gak bisa diganggu. Dan, kalau dipikir-pikir, toh selama berpuluh tahun masing-masing manusia dalam pasangan hidup, toh mereka sudah membangun dan menjalani banyak hal, dan ya wajar kalau hidup itu masih dijalani walau harus dibagi juga sama seseorang yang baru. Tapi ya dalam kadar yang wajar...

So how to actually deal with it? Memang gue masih jomblo :P, tapi gue rasa toh orang yang tepat akan membalas panggilan hati lo dalam kadar yang tepat. Lu sendiri pastinya punya hal-hal yang harus lu kerjakan, hidup yang sudah lu bangun, dan rasanya gak bisa juga menjadikan orang lain sebagai pusat kehidupan lo. Gue lebih percaya, seseorang yang tepat buat diri lo, bakal berjalan seiringan, saling membutuhkan dalam kadar yang sehat, bahwa, seperti kata kakak kelas gue yang lucu 'jarak fisik itu gak masalah, yang penting jarak hati tetap deket.'

Di film Dan In Real Life, atau seperti di lagu Falling - Ant and Dec di jaman jadul, that perfect right person adalah:

What is it? That it's frustrating that you can't be with this person?
That there's something that putting you apart, that there's something in this person you can really connect with?
And whenever you're near this person, you don't know what to say and you say everything, that's in your mind and in your heart.
And then you know that if you can just be together, that this person will help you become the possible best version of yourself.

If you meet one like that, I mean come on. If you're already together, there's not much too worry, isn't it? Insecurity and all, just flew? Adds up with love experiences that you had, your own understanding of maturity, wouldn't that work out just fine? ;)

2 comments:

  1. kalo kata al (a.k.a suami)..yang disampaikan dari HATI pasti sampainya ke HATI juga...cuma kalo kebanyakan pake HATI..bisa makan HATI juga... :)

    ReplyDelete
  2. makanya, pake hati tapi pake otak juga ya? hehehehe...

    ReplyDelete